Dalam cerita-cerita legenda, mitos, dan film horor, kita sering kali menemui makhluk mengerikan yang dikenal sebagai ghoul. Ghoul merupakan karakter yang memunculkan rasa takut dan misteri dalam pikiran kita. Namun, tahukah Anda bahwa konsep ghoul tidak hanya ada dalam imajinasi fiksi belaka? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dunia ghoul dan mengungkap keajaiban serta misteri yang mengelilinginya.
Dalam mitologi Mesopotamia kuno, terdapat beragam makhluk dan dewa yang menjadi bagian integral dari kepercayaan masyarakat pada waktu itu. Salah satu makhluk yang menarik perhatian adalah Gallu, makhluk pemangsa yang mengerikan. Gallu adalah sekelompok makhluk gaib yang digambarkan sebagai pemangsa atau roh jahat. Mereka dipercaya tinggal di tempat-tempat terpencil seperti gurun, hutan, dan pegunungan. Gallu sering digambarkan sebagai makhluk dengan tubuh manusia namun memiliki kepala dan kaki hewan, serta taring yang tajam. Mereka diyakini menjadi ancaman bagi manusia dan sering kali dikaitkan dengan penyakit, kekacauan, dan bahaya.
Keberadaan makhluk ini sering kali muncul sebagai ancaman bagi para dewa dan manusia. Mereka dipercaya menjadi penyebab penyakit dan kematian yang tiba-tiba. Konon, Gallu bisa memasuki rumah-rumah pada malam hari untuk menculik anak-anak atau orang dewasa yang tidak waspada. Masyarakat Mesopotamia pada waktu itu percaya bahwa untuk melindungi diri dari Gallu, mereka harus melakukan ritual dan memohon perlindungan kepada dewa-dewa.
Kepercayaan Arab Kuno tentang Ghoul
Dalam kepercayaan Mesopotamia kuno, Gallu adalah iblis Akkadia dari alam gaib yang ‘bertanggung jawab atas penculikan dewa pertanian “Damuzi” (Tammuz) ke alam kematian’ (Lindemans). Cerita penculikan dewa ini sering dikaitkan dengan musim panas yang kering dan matinya tumbuh-tumbuhan, yang kemudian diikuti oleh kebangkitan dan pembaharuan saat musim hujan datang.
Akkadia sendir adalah sebuah kerajaan kuno yang terletak di wilayah tengah Mesopotamia, di sekitar sungai Tigris dan Efrat, yang sekarang merupakan bagian dari wilayah negara Irak modern. Akkadia didirikan oleh Sargon Agung pada sekitar tahun 2334 SM dan menjadi salah satu peradaban terawal di dunia. Ibukotanya adalah kota Agade (Akad), yang terletak di dekat kota Sippar. Wilayah Akkad dan Sumer sangat dekat dengan gurun Arab, sehingga memungkinkan transfer kebudayaan terjadi antara dua masyarakat terseebut, salah satunya adalah ide tentang makhluk mengerikan yang kemudian diserap oleh masyarakat Arab dengan sebutan Ghul.
Dalam mitologi Arab, ghoul dikenal sebagai makhluk gaib atau setan yang tinggal di tempat-tempat terpencil seperti kuburan, gurun, atau ruang bawah tanah. Ghoul diyakini memiliki wujud seram dengan gigi tajam, kulit pucat, dan memiliki kemampuan untuk berubah bentuk menjadi manusia atau hewan. Mereka juga dikatakan memakan daging manusia atau mayat yang telah membusuk.
Salah satu kisah populer tentang Ghoul sebelum Islam datang adalah cerita ‘Umar Bin al-Khaṭṭâb (yang nantinya menjadi Khalifah Muslim kedua), terkenal sebagai orang yang membunuh Ghoul di padang pasir ketika dia bepergian ke Suriah. Ghoul dalam penampakan monster betina itu menghentikan Umar dan bertanya: ‘Bin al-Khaṭṭâb, kemana tujuanmu?’ Umar menjawab: ‘Ini bukan urusannmu, ‘dan Ghoul itu memutarkan kepalanya untuk menakut-nakuti dia (Ibn Manẓūr vol. xxvii, 269-70). Mengetahui niat jahat monster itu, Umar mengangkat pedangnya dan membunuhnya dengan menebasnya di antara bahu dan lehernya. Beberapa jam kemudian, ia kembali ketempat Ghoul tadi, namun makhluk itu menghilang.
Ta’abbata Sharran, penyair pra-Islam yang terkenal, menyebutkan dalam puisinya “Bagaimana Saya Bertemu Ghoul”. Puisi ini menceritakan pengalamannya diserang oleh seorang wanita yang dipercayainya sebagai Ghoul pada suatu malam. Setelah membunuh makhluk tersebut, dia melihat di pagi hari bentuk Ghoul yang menyerangnya. “Dua mata di kepala yang mengerikan, seperti kepala kucing, lidah terbelah, kaki seperti janin yang cacat, punggung anjing.” Orang-orang arab sebelum Islam menggambarkan makhluk ini memiliki wajah seperti kucing, memiliki gigi taring, dan lidah bercabang, serta muncul dan menghilang secara tiba-tiba.
Dalam cerita rakyat Arab kuno, isitlah Ghūl, secara harfiah berarti hantu. Dalam bahasa Arab, bentuk perempuan disebut sebagai ghouleh dan jamaknya adalah ghilan. Jenis jin jahat ini dipercaya sering berdiam di kuburan dan tempat-tempat tak berpenghuni lainnya seperti tanah terlantar dan gurun. Sekarang, istilah, ghūl, sering digunakan oleh orang Arab modern untuk menakut-nakuti anak-anak yang tidak patuh atau untuk menggambarkan orang yang tamak atau rakus, atau kanibal.
Singkatnya, orang-orang Arab mempercayai Ghoul sebagai hantu perempuan jelek yang biasanya mengganggu para pengembara dan bahkan bisa membunuh manusia. Ghoul memiliki kemampuan untuk mengubah wujudnya dan menjadi wanita cantik untuk menarik laki-laki dalam tipuannya. Deskripsi rupa asli makhluk ini menyerupai hewan predator, memiliki taring dan kaki terbelah, dan menggabungkan ciri-ciri ular, kambing, dan keledai.
Pandangan Islam tentang Ghoul
Islam menyuruh muslim menggunakan akal dan rasional dalam menilai pelbagai hal. Banyak penulis Arab, khususnya golongan al-Mu’tazilah, yang menolak eksistensi Ghoul, karena mereka mengandalkan nalar dalam menganalisis hal tesebut. Misalnya, al-Jâhiẓ, satu dari anggota al-Mu’tazilah, memberikan penjelasan logis untuk mitos tentang Ghoul. Dia berkata bahwa jika seseorang sedang sendirian di padang pasir, dia akan bingung, terganggu, tidak fokus, dan akan mulai melihat hal kecil sebagai besar. Dia mungkin juga merasakan yang tidak terlihat, mendengar yang tidak terdengar, dan melihat hal-hal kecil sebagai hal yang sangat luar biasa dan besar. Dengan kata lain, gurun panas dan ketakutan disebabkan oleh kegelapan dan kesepian bisa membuat pria mana pun berhalusinasi dan melihat ilusi, apalagi kisah tentang hantu itu ditanamkan sejak kecil.
al-Jâhiẓ kemudian mengatakan setelah orang tersebut mengalami halusinasi, ia mungkin membuat sebuah puisi atau cerita pertemuannya dengan Ghoul dan akhirnya membuat orang-orang percaya terhadap keberadaan monster ini. Seperti yang kita ketahui, puisi dan karya sastra lainnya sangat digemari oleh orang Arab terutama zaman dulu.
Ghoul dalam karya fiksi modern
Ghoul telah menjadi subjek yang populer dalam banyak karya fiksi modern, termasuk buku, film, serial televisi, dan permainan video. Berikut adalah beberapa contoh penting dari ghoul dalam fiksi modern:
- Tokyo Ghoul: “Tokyo Ghoul” adalah sebuah seri manga yang ditulis dan diilustrasikan oleh Sui Ishida. Cerita ini mengambil latar di dunia di mana manusia hidup berdampingan dengan ghoul yang memakan daging manusia. Protagonis utama, Kaneki Ken, berubah menjadi setengah ghoul setelah bertemu dengan seorang ghoul pemakan daging manusia. Seri ini juga diadaptasi menjadi anime yang sangat populer.
- Ghoul (2018): “Ghoul” adalah sebuah serial televisi horor India yang ditayangkan di platform streaming Netflix. Cerita ini mengikuti seorang tahanan yang diinterogasi di sebuah pusat penahanan rahasia yang dihantui oleh ghoul. Serial ini memadukan elemen supernatural dan politik, menciptakan suasana yang tegang dan mencekam.
- Ghoul (2007): “Ghoul” adalah sebuah film horor Amerika yang disutradarai oleh Gregory Wilson. Cerita ini mengisahkan seorang anak yang disiksa oleh ghoul yang terkubur di bawah rumah keluarganya. Film ini menggabungkan elemen horor supranatural dengan tekanan psikologis.
- Fallout 3: Dalam permainan video “Fallout 3,” ghoul adalah salah satu jenis karakter non-manusia yang dapat ditemui oleh pemain di dunia pasca-apokaliptik. Ghoul dalam permainan ini adalah manusia yang terpapar radiasi berlebihan, mengubah penampilan mereka menjadi terluka dan terdeformasi. Mereka sering dihadapkan pada diskriminasi oleh manusia lainnya dan terlibat dalam berbagai konflik dalam permainan.
- The Witcher: Dalam seri buku dan permainan video “The Witcher,” terdapat makhluk yang disebut “ghoul.” Dalam dunia The Witcher, ghoul adalah makhluk necrophage yang memakan bangkai dan daging manusia. Mereka digambarkan sebagai makhluk karnivora berkulit hijau yang kejam dan berbahaya.

Ini hanya beberapa contoh karya fiksi modern yang menampilkan ghoul. Ghoul terus menjadi sumber inspirasi bagi para penulis dan pembuat karya fiksi, dan citra mereka sering berbeda-beda tergantung pada interpretasi dan konteks cerita yang digunakan.
Referensi: