Pada 1 Agustus 1868, sebuah kelahiran di Kampung Kauman Yogyakarta (Kutoyo 1985, 40) menjadi titik awal bagi seorang pria yang nantinya akan mengguncang dunia keislaman di Indonesia. Namanya adalah Muhammad Darwish, lebih dikenal sebagai K.H. Ahmad Dahlan. Tiga tahun lebih tua dari rekannya yang tak kalah besar, K.H. Hasyim Asy’ari, Ahmad Dahlan lahir dengan satu tujuan dalam hidupnya: menerangi jalan ummat Islam.

Pada tahun 1888, Ahmad Dahlan menjalani perjalanan spiritual yang luar biasa, menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah. Di sana, ia bukan hanya sekadar melakukan ibadah, namun juga menetap selama lima tahun yang penuh makna. Di kota suci itu, Ahmad Dahlan menimba ilmu dengan bersemangat. Ia mempelajari berbagai disiplin ilmu keislaman, mulai dari ilmu qiraat, tauhid, tafsir, fiqih, hingga tasawuf. Setelah kembali ke tanah air, ia tidak hanya membawa bekal ilmu, tetapi juga mengganti namanya menjadi Haji Ahmad Dahlan sebagai tanda penghormatan pada perjalanan spiritualnya.

Dalam pemikirannya, Ahmad Dahlan terinspirasi oleh tokoh-tokoh besar seperti Ibnu Taymiyah, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan al-Afghani. Dia memadukan berbagai pandangan ini untuk membentuk visi keislaman yang inklusif dan progresif. Ia percaya bahwa Islam harus bersifat terbuka, menerima perubahan, dan beradaptasi dengan zaman.

Pada awal perjuangannya, Ahmad Dahlan sangat gigih dalam memberantas perilaku yang dinilai takhayul, bid’ah, dan churafat, atau lebih dikenal dengan singkatan TBC. Ia menjadikan penyucian ajaran Islam sebagai misinya, memandang bahwa pemahaman yang benar terhadap Islam adalah kunci keselamatan ummat.

Pada tanggal 18 November 1912 (Ahmad 2003, 27), sebuah babak baru dalam perjalanan hidup Ahmad Dahlan dimulai. Ia mendirikan sebuah organisasi Islam yang kemudian menjadi tonggak sejarah, Muhammadiyah. Sebagai pendiri, Ahmad Dahlan dengan penuh semangat memimpin organisasi ini dari awal berdirinya hingga tahun 1923. Muhammadiyah bukanlah sembarang organisasi, namun fokus utamanya adalah pada pendidikan dan pelayanan kepada ummat.

Organisasi Muhammadiyah yang didirikan oleh Ahmad Dahlan telah berkembang pesat dan menjadi salah satu organisasi keislaman terbesar di Indonesia. Hari ini, Muhammadiyah telah meluas ke berbagai bidang, dengan memiliki 104 rumah sakit dan lebih dari 10.000 lembaga pendidikan dari tingkat TK hingga perguruan tinggi. Ini adalah bukti konkret dari dedikasi dan visi Ahmad Dahlan dalam membawa perubahan positif dalam masyarakat.

K.H. Ahmad Dahlan adalah sosok yang tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak. Ia telah memberikan sumbangan yang tak ternilai dalam upaya meningkatkan pemahaman Islam yang moderat, terbuka, dan progresif. Ia adalah cahaya yang menerangi jalan ummat Islam di Indonesia, membawa harapan dan inspirasi bagi banyak orang.

Dalam perjalanan hidupnya, Ahmad Dahlan mengajarkan kita bahwa untuk mencapai perubahan yang kita inginkan dalam masyarakat, kita perlu memiliki semangat yang kuat, dedikasi yang tulus, dan tekad yang tak kenal lelah. Ia adalah pencerah yang tidak hanya mengubah hidupnya sendiri, tetapi juga membantu mengubah nasib banyak orang.

K.H. Ahmad Dahlan adalah sebuah nama yang akan selalu dikenang dalam sejarah Indonesia. Ia adalah teladan bagi kita semua, mengajarkan bahwa dengan keyakinan dan usaha keras, kita dapat meraih cita-cita besar dan membawa perubahan yang positif bagi bangsa dan ummat. Haji Ahmad Dahlan, sang pencerah, akan selalu menginspirasi kita untuk berjuang demi kebaikan dan kemanusiaan.

Referensi:
Ahmad, Jamil. Seratus Muslim Terkemuka. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003.
Kutoyo, Sutrisno. Kiai Haji Ahmad Dahlan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985.