Dalam agama Islam, terdapat beberapa umat nabi yang disebutkan dalam Al-Quran yang diberi azab oleh Allah SWT karena ingkar terhadap perintah-Nya. Salah satunya adalah umat Nabi Luth (Lot/Lut).  Mereka tidak percaya dan tidak mengindahkan ajakan Nabi Luth untuk meninggalkan perbuatan dosa dan kembali kepada Allah. Sampai akhirnya Allah SWT mengirimkan malaikat untuk memberikan azab kepada kaum Sodom dan Gomorrah. Azab tersebut berupa hujan batu yang sangat besar dan menghancurkan seluruh kota beserta penduduknya. Azab tersebut sangat dahsyat dan tidak ada satu pun dari kaum Sodom dan Gomorrah yang selamat, kecuali keluarga Nabi Luth yang diberi rahmat oleh Allah SWT.

Dalam kisah umat Nabi Luth yang terdapat dalam Al-Quran, tidak secara spesifik menyebutkan kata “homoseksual” dan “Kota atau Kaum Sodom”. Namun, perbuatan keji dan menyimpang yang dilakukan oleh kaum Sodom termasuk di antaranya adalah homoseksualitas. Hal ini didasarkan pada interpretasi beberapa ayat dalam Al-Quran yang menggambarkan perilaku kaum Nabi Luth yang menuntut untuk menyalahi norma-norma seksual yang berlaku. Adapun “Kota Sodom” disebut di beberapa ayat dalam Alkitab (Injil), salah satunya pada Kitab Kejadian 13:10: “Lut mengangkat matanya dan melihat seluruh dataran Yordan, yang banyak irigasinya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar (sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora).”

Salah satu ayat dalam Al-Quran yang terkait dengan kisah Sodom adalah Surat Al-A’raf ayat 80-81, yang berbunyi:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ اَحَدٍ مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ۟اِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّنْ دُوْنِ النِّسَاۤءِۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ۟

Wa lūṭan iż qāla liqaumihī ata’tūnal-fāḥisyata mā sabaqakum bihā min aḥadim minal-‘ālamīn(a).Innakum lata’tūnar-rijāla syahwatam min dūnin-nisā'(i), bal antum qaumum musrifūn(a).

(Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya, “Apakah kamu mengerjakan perbuatan keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun sebelum kamu di dunia ini?. Sesungguhnya kamu benar-benar mendatangi laki-laki untuk melampiaskan syahwat, bukan kepada perempuan, bahkan kamu adalah kaum yang melampaui batas.”Al-A‘rāf [7]:80-81

Ayat ini menunjukkan bahwa perbuatan kaum Sodom yang dihancurkan oleh Allah SWT termasuk perilaku yang tercela dan menyimpang, yang melibatkan hubungan seksual antara sesama jenis. Allah mengutus Nabi Lut untuk menyampaikan agama kepada kaumnya agar mereka menyembah Allah. Kaum Nabi Lut adalah orang-orang yang pertama kali melakukan sodomi (homoseks). Secara fisik, Allah menjadikan perempuan halus dan menarik bagi laki-laki. Namun kaum ini malah tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

Bagaimana proses hancurnya Kaum Sodom

Nabi Luth adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama dan mengajak kaumnya untuk beriman dan bertakwa kepada Allah. Nabi Luth juga dikenal sebagai utusan Allah yang diutus kepada kaum Sodom dan Gomorrah untuk mengingatkan mereka dari perbuatan keji dan mendorong mereka untuk kembali kepada jalan yang benar. Menurut Al-Quran, Nabi Luth adalah keturunan Nabi Ibrahim AS dan diberikan wahyu oleh Allah untuk mengajak kaumnya untuk meninggalkan perbuatan dosa dan kembali kepada kebenaran. Ia juga mengajarkan tentang akhlak yang baik dan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.

Peristiwa kehancuran kamu Nabi Luth disebutkan dalam Al-Quran. Sebelum Allah mengirimkan azab kepada kaum Nabi Luth, para malaikat datang kepada Nabi Ibrahim untuk menyampaikan berita gembira yaitu akan adanya kelahiran anak Nabi Ibrahim dan Siti Hawa yaitu Ishaq, dan juga mengatakan kepada Ibrahim bahwa malaikat ini merupakan malaikat yang diutus kepada kaum Luth untuk mengabarkan akan datangnya azab kepada kamu Nabi Luth.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُنَآ اِبْرٰهِيْمَ بِالْبُشْرٰى قَالُوْا سَلٰمًا ۖقَالَ سَلٰمٌ فَمَا لَبِثَ اَنْ جَاۤءَ بِعِجْلٍ حَنِيْذٍ۟فَلَمَّا رَآٰ اَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ اِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَاَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيْفَةً ۗقَالُوْا لَا تَخَفْ اِنَّآ اُرْسِلْنَآ اِلٰى قَوْمِ لُوْطٍۗ۟

Wa laqad jā’at rusulunā ibrāhīma bil-busyrā qālū salāmā(n), qāla salāmun famā labiṡa an jā’a bi‘ijlin ḥanīż(in). Falammā ra’ā aidiyahum lā taṣilu ilaihi nakirahum wa aujasa minhum khīfah(tan), qālū lā takhaf innā ursilnā ilā qaumi lūṭ(in).

Sungguh, utusan Kami (malaikat) benar-benar telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira. Mereka mengucapkan, “Selamat.” Dia (Ibrahim) menjawab, “Selamat.” Tidak lama kemudian, Ibrahim datang dengan membawa (suguhan) daging anak sapi yang dipanggang. Ketika (Ibrahim) melihat tangan mereka tidak menjamahnya, dia mencurigai dan memendam rasa takut kepada mereka. Mereka (malaikat) berkata, “Jangan takut! Sesungguhnya kami diutus kepada kaum Lut (untuk menghancurkan mereka).” Hūd [11]:69-70

Setelah para malaikat itu memberitahukan kepada Ibrahim tentang penghancuran kamu Luth, malam harinya mereka datang menemui Nabi Luth dalam bentuk pemuda yang sangat tampan. Hal ini membuat Luth menjadi resah, karena kebiasaan kaumnya yang keji, yaitu senang berhubungan badan dengan sesama jenis. Mengetahui ada pria-pria tampan yang mengunjungi Luth, kaumnya bergegas mendatanginya. Mereka mengetahui tamu-tamu itu karena pengkhianatan istri Lut yang menyampaikan kepada mereka berita kedatangannya.1Tafsir Tahlili (Quran Kemenag, Hūd Ayat 81 ). Luth mengingatkan kepada kaumnya agar kembali bertaqwa kepada Allah dengan menghentikan kebiasaan homoseksual, karena di kaumnya masih ada perempuan-perempuan yang diciptakan oleh Allah sebagai pasangan untuk laki-laki. Namun. kaumnya malah mengatakan bahwa mereka tidak tertarik dengan perempuan. Mereka malah menegaskan kesukaan terhadap dengan laki-laki.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَجَاۤءَهٗ قَوْمُهٗ يُهْرَعُوْنَ اِلَيْهِۗ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ السَّيِّاٰتِۗ قَالَ يٰقَوْمِ هٰٓؤُلَاۤءِ بَنَاتِيْ هُنَّ اَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَلَا تُخْزُوْنِ فِيْ ضَيْفِيْۗ اَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَّشِيْدٌ۟قَالُوْا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِيْ بَنٰتِكَ مِنْ حَقٍّۚ وَاِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيْدُ۟

Wa jā’ahū qaumuhū yuhra‘ūna ilaih(i), wa min qablu kānū ya‘malūnas-sayyi’āt(i), qāla yā qaumi hā’ulā’i banātī hunna aṭharu lakum fattaqullāha wa lā tukhzūni fī ḍaifī, alaisa minkum rajulur rasyīd(un).Qālū laqad ‘alimta mā lanā fī banātika min ḥaqq(in), wa innaka lata‘lamu mā nurīd(u).

Kaumnya bergegas datang menemuinya. Sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan keji. Lut berkata, “Wahai kaumku, inilah putri-putri (negeri)-ku. Mereka lebih suci bagimu (untuk dinikahi). Maka, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)-ku di hadapan tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang berakal sehat?”. Mereka menjawab, “Sungguh, engkau pasti tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu dan engkau tentu mengetahui apa yang (sebenarnya) kami inginkan.” Hūd [11]:78-79

Luth tetap berpegang teguh kepada kepada keimanannya terhadap Allah SWT. Ia tidak gentar meskipun harus berhadapan dengan kaumnya. Pria-pria tampan itu kemudian mengungkapkan kepada Luth bahwasanya mereka adalah malaikat yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan bahwa kaumnya akan ditimpa azab dari Allah SWT. Mereka menyuruh Luth untuk bergegas  pergi membawa Keluarganya. Karena pada waktu subuh, azab yang dijanjikan Aallah SWT akan datang menimpa mereka.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قَالُوْا يٰلُوْطُ اِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَّصِلُوْٓا اِلَيْكَ فَاَسْرِ بِاَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ الَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ اَحَدٌ اِلَّا امْرَاَتَكَۗ اِنَّهٗ مُصِيْبُهَا مَآ اَصَابَهُمْ ۗاِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ ۗ اَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيْبٍ۟

Qālū yā lūṭu innā rusulu rabbika lay yaṣilū ilaika fa asri bi’ahlika biqiṭ‘im minal-laili wa lā yaltafit minkum aḥadun illamra’atak(a), innahū muṣībuhā mā aṣābahum, inna mau‘idahumuṣ-ṣubḥ(u), alaisaṣ-ṣubḥu biqarīb(in).

Mereka (para malaikat) berkata, “Wahai Lut, sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu. Mereka tidak akan dapat mengganggumu (karena mereka akan dibinasakan). Oleh karena itu, pergilah beserta keluargamu pada sebagian malam (dini hari) dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu (janganlah kamu ajak pergi karena telah berkhianat). Sesungguhnya dia akan terkena (siksaan) yang menimpa mereka dan sesungguhnya saat (kehancuran) mereka terjadi pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?” Hūd [11]:81

Padahal Nabi Lut telah memberi peringatan kepada mereka tetapi mereka tidak memperdulikannya. Mereka berusaha mendobrak pintu. Akhirnya Nabi Lut membukakan pintu. Begitu mereka masuk, mata mereka menjadi buta tidak dapat melihat tamu-tamu tersebut karena ditampar oleh Jibril dengan sayapnya.2Tafsir Tahlili (Quran Kemenag)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ اَنْذَرَهُمْ بَطْشَتَنَا فَتَمَارَوْا بِالنُّذُرِ۟وَلَقَدْ رَاوَدُوْهُ عَنْ ضَيْفِهٖ فَطَمَسْنَآ اَعْيُنَهُمْ فَذُوْقُوْا عَذَابِيْ وَنُذُرِ۟

Wa laqad anżarahum baṭsyatanā fa tamārau bin-nużur(i).Wa laqad rāwadūhu ‘an ḍaifihī fa ṭamasnā a‘yunahum fa żūqū ‘ażābī wa nużur(i).

Sungguh, dia (Lut) benar-benar telah memperingatkan mereka akan hukuman Kami, tetapi mereka membantah peringatan itu. Sungguh, mereka benar-benar telah membujuknya berkali-kali (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka). Lalu, Kami butakan mata mereka. Maka, rasakanlah azab-Ku dan peringatan-peringatan-Ku! Al-Qamar [54]:36-37

Akhirnya mereka kembali ke rumahnya masing-masing dalam keadaan buta, tidak mengetahui jalan menuju ke rumahnya, mereka berteriak-teriak minta tolong dan mengatakan bahwa kami disihir oleh tamu-tamu yang berada di rumah Lut a.s. Malaikat itu berkata kepada Nabi Lut a.s., “Keluarlah dari kampung ini, beserta keluarga dan kaummu yang beriman di akhir malam ini dan janganlah ada seorang pun di antara kamu yang ketinggalan atau menoleh ke belakang kecuali istrimu. Sesungguhnya azab yang akan menimpa mereka itu akan menimpa istrimu pula karena ia adalah seorang perempuan yang tidak beriman bahkan telah khianat kepada suaminya.” Adapun sebabnya mereka tidak menoleh ke belakang, karena akibat menyaksikan azab itu, ia akan panik sehingga kakinya tidak akan dapat melangkah lagi dan akhirnya ditimpa oleh azab yang menyusul di belakangnya. Saat datangnya azab kepada mereka adalah waktu subuh.3Tafsir Tahlili (Quran Kemenag)

Malam harinya sebelum saat matahari terbit, datanglah azab yang dijanjikan Allah SWT.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Dimanakah lokasi kota Sodom dan Gomorrah

Kaum Sodom dan Gomorrah merupakan umat nabi Luth (Lot) dalam ajaran Islam, Kristen, dan Yahudi.  Sodom dan Gomorrah sendiri merupakan dua kota yang terletak di lembah Laut Mati, wilayah yang saat itu dikenal dengan nama Palestina. Lokasi tepat kota Sodom masih menjadi perdebatan di antara para arkeolog dan sejarawan. Namun, beberapa teori mengidentifikasi kota Sodom dengan beberapa tempat yang ada di Timur Tengah, seperti di sekitar Laut Mati, di sebelah selatan Sungai Yordan, atau di sebelah barat daya Yerikho. Beberapa penemuan arkeologis di sekitar Laut Mati juga menunjukkan bahwa daerah tersebut pernah menjadi kawasan permukiman pada zaman dahulu. Namun, karena kurangnya bukti yang jelas, lokasi tepat kota Sodom masih menjadi misteri dan tetap menjadi subjek dari penelitian dan spekulasi.

Dalam buku “The Search for Sodom and Gomorrah” yang ditulis oleh Bob Cornuke, kehancuran kota-kota tersebut juga diyakini terjadi pada masa yang berbeda-beda menurut para ahli. Buku ini menampilkan berbagai teori dan lokasi yang telah diusulkan sebagai situs sebenarnya dari kota Sodom dan Gomorrah, termasuk lokasi di Laut Mati dan di kawasan pegunungan di Yordania.

Peristiwa azab kaum Sodom dari persfektif sains

Peristiwa Sodom dan Nabi Luth dalam agama Islam merupakan sebuah kisah yang bersumber dari kitab suci umat Islam, yaitu Al-Qur’an. Oleh karena itu, dalam hal ini, bukti sejarahnya bersifat religius dan berdasarkan kepercayaan agama.

Namun demikian, beberapa penelitian arkeologi dan geologi menunjukkan bahwa daerah di sekitar Laut Mati (termasuk wilayah yang pernah dihuni oleh kaum Sodom dan Gomorrah) memang mengalami bencana alam yang sangat dahsyat pada masa lampau. Beberapa hipotesis yang dikemukakan mengaitkan bencana ini dengan letusan gunung berapi atau asteroid yang jatuh ke bumi.

Beberapa situs arkeologi di daerah Laut Mati juga ditemukan dengan temuan yang menunjukkan adanya tanda-tanda kehancuran yang sangat dahsyat. Namun, tidak ada bukti arkeologi yang secara spesifik menunjukkan bahwa situs yang dihancurkan tersebut merupakan Sodom dan Gomorrah.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, dalam agama Islam, kisah tentang peristiwa Sodom dan Nabi Luth dianggap sebagai peristiwa sejarah yang benar-benar terjadi. Namun, dari perspektif ilmu pengetahuan modern, bukti sejarah mengenai peristiwa ini masih belum sepenuhnya dapat dipastikan.

Penelitian tentang daerah Laut Mati dan sekitarnya, termasuk mengenai kemungkinan keberadaan Sodom dan Gomorrah, telah dilakukan oleh banyak arkeolog dan geolog sejak abad ke-19. Salah satu penelitian yang terkenal adalah ekspedisi arkeologi yang dipimpin oleh arkeolog Amerika Serikat bernama William F. Albright pada tahun 1920-an dan 1930-an.

Selain itu, penelitian tentang daerah Laut Mati juga dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Tel Aviv pada tahun 1997, yang menemukan bukti-bukti tentang adanya bencana alam yang dahsyat pada masa lalu. Temuan ini kemudian dianggap sebagai indikasi bahwa kisah Sodom dan Gomorrah dalam Al-Qur’an dan Alkitab mungkin memiliki dasar sejarah.

Hasil penelitian mengenai daerah Laut Mati dan kemungkinan keberadaan Sodom dan Gomorrah dapat ditemukan dalam berbagai literatur ilmiah dan arkeologi. Beberapa buku dan artikel yang membahas penelitian tersebut antara lain:

  1. “The Dead Sea: Myth, History, and Politics” oleh Joan E. Taylor (2012) Buku ini membahas sejarah dan arkeologi daerah Laut Mati, termasuk kisah Sodom dan Gomorrah. Penulis menelaah berbagai sumber dan temuan arkeologi yang berkaitan dengan kisah tersebut.
  2. “The Cities of the Eastern Plain in the Book of Genesis” oleh Dennis Bratcher (2003) Artikel ini membahas kisah Sodom dan Gomorrah dalam Alkitab, serta upaya para arkeolog untuk mencari bukti sejarah mengenai keberadaan kota-kota tersebut.
  3. “The Search for Sodom and Gomorrah” oleh Bryant G. Wood (2018) Artikel ini membahas hasil penelitian arkeologi terkini mengenai kemungkinan lokasi Sodom dan Gomorrah. Penulis mengulas berbagai teori dan temuan arkeologi yang menjadi dasar penelitian tersebut.

Menurut buku “The Dead Sea: Myth, History, and Politics” kisah Sodom dan Gomorrah merupakan sebuah legenda atau mitos yang tercatat dalam Alkitab dan kitab-kitab suci lainnya. Kisah ini menceritakan tentang kehancuran dua kota, yaitu Sodom dan Gomorrah, yang dilakukan oleh Tuhan sebagai hukuman karena kejahatan dan dosa yang dilakukan oleh penduduknya.

Buku ini mencatat bahwa terdapat berbagai interpretasi dan teori mengenai kisah Sodom dan Gomorrah. Beberapa peneliti arkeologi berpendapat bahwa kota-kota tersebut memang pernah ada dan kemungkinan berlokasi di daerah Laut Mati, meskipun tidak semua arkeolog sepakat dengan hal ini.

Menurut buku “The Cities of the Eastern Plain in the Book of Genesis”, kehancuran kota Sodom dan Gomorrah terjadi karena kejahatan dan dosa yang dilakukan oleh penduduknya. Dalam kisah yang terdapat dalam Kitab Kejadian di Alkitab, diceritakan bahwa Tuhan mengirimkan dua malaikat untuk memperingatkan Lot dan keluarganya untuk meninggalkan kota-kota tersebut sebelum hancur karena dosa-dosanya.

Ketika Lot dan keluarganya meninggalkan kota, Tuhan menghancurkan Sodom dan Gomorrah dengan hujan belerang dan api dari langit. Kejadian ini dianggap sebagai tindakan Tuhan yang menegakkan keadilan atas kejahatan dan dosa yang dilakukan oleh penduduk kota-kota tersebut.

Dalam buku ini, penulis Jacob Licht juga mengeksplorasi berbagai interpretasi dan teori tentang kisah ini yang ada dalam sejarah dan teologi Yahudi dan Kristen. Beberapa interpretasi menyatakan bahwa kehancuran Sodom dan Gomorrah terjadi karena perbuatan homoseksual yang dilakukan oleh penduduknya, sedangkan lainnya menyatakan bahwa kejahatan dan dosa yang dilakukan oleh penduduk kota tersebut lebih kompleks dan meliputi banyak aspek, seperti kekerasan, penganiayaan, dan ketidakadilan.

Secara keseluruhan, buku “The Search for Sodom and Gomorrah” membahas tentang usaha untuk menemukan situs sebenarnya dari kota Sodom dan Gomorrah, dan memaparkan berbagai teori dan lokasi yang telah diusulkan. Walaupun buku ini tidak sepenuhnya berfokus pada kisah kehancuran kota-kota tersebut, namun dalam buku ini dijelaskan bahwa kehancuran kota Sodom dan Gomorrah diyakini terjadi akibat gempa bumi yang terjadi di kawasan itu.

Namun, terlepas dari interpretasi atau teori yang ada, kehancuran kota-kota tersebut dianggap sebagai peringatan yang penting bagi manusia untuk menjauhi kejahatan dan dosa serta hidup beretika dan taat kepada Tuhan.

Referensi
  • 1
    Tafsir Tahlili (Quran Kemenag, Hūd Ayat 81 )
  • 2
    Tafsir Tahlili (Quran Kemenag)
  • 3
    Tafsir Tahlili (Quran Kemenag)